Mengenal Krim Cannabinoid Di Dunia Triathlon

 

Good Morning People,
Happy Wednesday..

Hm.. bagi kamu yang sedang berkecimpung di dunia triathlon, apakah sudah tahu tentang krim cannabinoid atau CBD?

Jika belum, wajib nih untuk kamu triathlete mencari tahu lebih jauh seputar krim tersebut.

Jadi, cannabidiol (CBD) merupakan phytocannabinoid yang ditemukan tahun 1940.
Cannabidiol adalah salah satu dari 113 cannabinoid yang teridentifikasi pada tanaman ganja dan menyumbang hingga 40% dari ekstrak tanaman.

CBD dapat diekstraksi dari rami atau dari ganja.
Perbedaannya :

  • Tanaman rami adalah tanaman ganja yang mengandung THC kurang dari 0,3 persen.
  • Tanaman ganja ialah tanaman yang mengandung konsentrasi THC lebih tinggi.

Tetrahydrocannabinol (THC) adalah unsur utama psikoaktif ganja.
Istilah THC juga mengacu pada isomer cannabinoid.

 

Untuk CBD biasanya dijual dalam bentuk gel, permen karet, minyak, suplemen, ekstrak dan sebagainya.

CBD digunakan untuk membantu menangani berbagai kondisi seperti, mengurangi rasa sakit,  kecemasan, kegelisahan, insomnia, kejang, peradangan, psikosis atau gangguan mental, penyakit radang usus, mual, migrain hingga depresi.

Kalau THC digunakan untuk membantu beberapa kondisi seperti, rasa sakit, kelenturan otot, glaukoma, insomnia, nafsu makan rendah, mual serta kegelisahan.

 

Nah, pada beberapa waktu lalu ada seorang atlet triathlon wanita bernama Lauren Goss dari Boulder, Colorado yang menerima skorsing selama 6 bulan karena positif menggunakan THC.

Lauren Goss sudah memulai triathlon dari tahun 2010 dan sebelumnya telah berhasil meraih juara Ironman 70.3 sebanyak 11 kali.

THC ditemukan dalam krim cannabinoid atau CBD yang ia pakai.

Kabarnya Lauren Goss menggunakan krim tersebut untuk mengobati cedera pada pergelangan kakinya selama lebih dari sebulan sebanyak 2 kali sehari.

Namun Lauren Goss berkata dalam akun sosial medianya di Instagram bahwa ternyata krim cannabinoid yang digunakan olehnya telah diuji memiliki lebih banyak THC daripada yang tercantum pada wadah.
Meskipun demikian, ia tetap bertanggung jawab penuh karena sudah mengetahui adanya THC dalam krim CBD miliknya sehingga Lauren Goss menerima sanksi atas pelanggaran aturan anti-doping.

 

Perlu diketahui bahwa zat tertentu dalam kelas cannabinoid seperti ganja dilarang dalam kompetisi di bawah Protokol U.S. Anti-Doping Agency (USADA) untuk Olympic and Paralympic Movement Testing, the United States Olympic and Paralympic Committee National Anti-Doping Policies, and the International Triathlon Union Anti-Doping Rules.

USADA juga merekomendasikan agar para atlet menggunakan produk contohnya, suplemen makanan yang telah disertifikasi seperti NSF Certified for Sport®.

 

CBD adalah senyawa nonpsikoaktif, hal ini berarti tidak membuat kamu menjadi “high”.
Tapi, kalau konsentrasi THC cukup tinggi akan menghasilkan tes obat positif atau narkoba.

Sedangkan, THC adalah strain pada ganja yang menghasilkan rasa euforia tinggi.

CBD dan THC merupakan dua senyawa alami yang ditemukan pada tanaman genus Cannabis.

 

Walaupun penggunaan CBD dapat ditoleransi dengan baik tapi pada beberapa orang kemungkinan bisa mengalami efek samping ringan seperti, kelelahan, diare serta perubahan nafsu makan.

Begitu juga pada pemakaian THC yang dapat menyebabkan efek samping sementara contohnya, peningkatan denyut jantung, masalah koordinasi, mulut kering, mata merah, waktu reaksi lebih lambat dan hilang ingatan.

Jika THC dikonsumsi oleh remaja dalam jumlah yang besar dapat meningkatkan risiko gangguan kejiwaan seperti skizofrenia.

 

 


Gambar oleh Julia Teichmann dari Pixabay

 

Eits.. tapi, apakah CBD legal?

Bila CBD terbuat dari tanaman rami dan tidak mengandung lebih dari 0,3 persen THC maka legal di tingkat federal. Akan tetapi kamu tetap perlu memperhatikan beberapa undang-undang negaramu terkait pembatasan terhadap pembeli, misalnya, hanya dapat membeli dan memiliki CBD dengan resep dokter berlisensi.

Begitupun dengan produk CBD yang berasal dari tanaman ganja dengan THC kurang dari 0,3 persen juga legal di tingkat federal, tetapi masih ilegal menurut undang-undang di beberapa negara bagian.

 

Maka dari itu, alangkah lebih baik dapatkan informasi yang akurat terkait undang-undang di negaramu mengenai peraturan penggunaan krim cannabinoid atau CBD supaya tidak merugikan diri serta kesehatan tubuhmu.

 

 

Yuk.. cintai tubuhmu dengan berolahraga

XOXO, Wanabe

 

 

 

Cover Photo : Shutterstock https://www.shape.com/fitness/tips/should-you-try-cannabis-creams-pain-relief

Add Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

twitter
instagram
facebook